16 Juni 2008

ERP, Perlukah?

"An ERP System is a Set of Integrated Business Applications, or Modules, Used to Carry Out the Most Common Business Functions, Including Inventory control, Accounting, MRP, Manufacturing, Marketing, Sales, Distribution, etc."

Jika dilihat dari definisi ERP di atas sudah barang tentu semua itu dibutuhkan dalam sebuah perusahaan. Masalahnya adalah sejauhmana perusahaan tersebut membutuhkan integrasi data? Jika operasional perusahaan masih memungkinkan untuk melakukan transaksi sendiri-sendiri dan jika perusahaan belum membutuhkan kecepatan informasi data dalam menunjang bisnisnya. Maka, boleh dikatakan bahwa perusahaan tersebut belum membutuhkan ERP sistem.

Masalahnya adalah banyak perusahaan yang baru mengetahui sistem ERP dari sisi luarnya, mereka belum melakukan evaluasi tentang sejauhmana kompleksitas proses bisnisnya, bagaimana persiapan man power untuk mendukung proses tersebut, dan apakah sudah siap dengan beban biaya yang akan dikeluarkan. Ingat, beban biaya bukan hanya saat project implementasi tetapi setelah go live & maintenance sistemnya pun tidak sedikit harus dikelaurkan.

Jadi, ERP memang sangat dibutuhkan untuk perusahaan yang sudah menuntut akan sistem tersebut dalam menunjang proses bisnisnya. Selain itu perusahaan sudah siap akan beban biaya yang harus dikeluarkannya. Sangat ironis memang jika perusahaan sudah mengimplementasikan ERP tetapi tidak jelas akan dibawa dan dimanfaatkan untuk apa ERP tersebut. Apalagi ERP yang telah diinvestasikannya dengan biaya tinggi hanya dijadikan sebagai alat input. Walah Ma!

12 Juni 2008

SAP, rumitkah?

Jika kita ditanya soal SAP dan kita belum pernah tahu apa itu SAP, pasti jika ada pertanyaan seperti judul di atas jawabannya "rumit". Mengapa? Yang jelas, karena SAP menyediakan banyak functional module belum lagi ada istilah Abaper dan Basis.

Functional module adalah bagian yang memaparkan business process, bagaimana blueprint perusahaan, dan alur transaksi yang digunakan untuk mendukung operasional perusahaan. Modulnya banyak sekali dan tidak menutup kemungkinan dalam satu perusahaan hanya mengimplementasikan beberapa module saja. Biasanya modul utama yang biasa dipakai adalah FICO, MM, PP, dan SD.

Abaper adalah istilah lain dari programmer, jadi orang-orang yang terlibat dalam Abaper minimal pernah menjadi programmer. Uniknya, dalam SAP programmer ada aturannya sendiri. Jadi, sehebat apapun seseorang telah menjadi programmer tetapi dia belum pernah belajar Abaper tidak akan bisa langsung siap pakai untuk meng-handle ABAP.

Basis merupakan persamaan dari engineer yang tugasnya mangatur DB, role user, backup dan lain-lain. Minimal jika kita terjun sebagai Basis harus mengerti maintenance server & database.

Jika sebelumnya kita telah mengetahui business process perusahaan tidak akan menemukan kesulitan untuk menjadi functional module. Mengapa? Karena SAP tidak jauh berbeda dengan aplikasi ERP pada umumnya. Walaupun saat ini SAP menguasai hampir 80% aplikasi ERP baik di dunia maupun Indonesia. Prinsif dasarnya adalah sama, bagaimana scenario business process yang ter-integrated dalam satu company atau mungkin banyak company.

Yang menarik dalam SAP adalah biaya training yang menurut saya sangat menggila. Bayangkan, untuk bisa belajar SAP satu modul saja kita harus merogoh kantong sampai $5000. Dan ini bisa lebih mahal jika kita ingin training Abap & Basis.

Dan yang lebih menarik lagi makin hari makin banyak saja perusahaan-perusahaan yang migrasi ke SAP. Walaupun invest-nya tidak sedikit, makin hari SAP semakin banyak dipakai baik oleh perusahaan-perusahaan besar maupun perusahaan kelas menengah.

Karena semakin banyak perusahaan yang pakai SAP maka akan semakin banyak permintaan tenaga-tenaga yang memiliki skill dibidang ini. Untuk itu tidak mengherankan walaupun biaya training-nya cukup tinggi, SAP tetap diminati untuk dipelajari.

SAP memang mengasyikan.

05 Juni 2008

Nama yang Baik

Jika ada sebuah ungkapan "Nama yang Baik", yang muncul dalam pikiran kita adalah memberikan sebuah nama harus baik. Ini biasanya dilakukan oleh hampir semua orang tua terhadap anaknya. Bahkan sebelum anaknya terlahir kedunia sudah mencari sebuah nama yang baik untuk diberikan kepada buah hatinya itu.

Kebiasaan di atas tidaklah jelek, karena memang nama akan selalu dibawa oleh yang empunya. Masalahnya adalah apakah cukup "Nama yang Baik" ini hanya diperuntukan saat-saat menunggu jabang bayi lahir kedunia?. Apakah cukup dengan nama yang baik akan membawa prilaku baik dikemudian hari?.

Jika hubungannya dengan prilaku, maka nama yang baik tidak hanya milik si jabang bayi saja tetapi nama yang baik harus selalu melekat dalam diri seseorang. Dengan membawa nama yang baik orang akan selalu ingat akan kebaikan kita, bahkan setelah meninggal pun kebaikannya sulit untuk dilupakan.

Saat melamar pekerjaan, saat test, dan saat interview biasanya semua orang akan berprilaku baik tetapi tidak sedikit saat dia resign dari perusahaan tempatnya bekerja melakukan prilaku yang tidak baik. Banyak masalah yang melatar belakangi kebiasaan ini, mulai dari hubungan yang tidak harmonis dengan atasannya atau karena rasa kecewa atas prestasi kerja yang tak pernah membaik.

Akan lebih baik jika dalam kondisi apa pun kita harus selalu menjaga "Nama yang Baik". Karena akan lebih baik bagi orang-orang yang akan resign dari tempatnya bekerja tetap menjaga hubungan dengan teman atau atasannya dengan baik. Akan lebih baik jika dia selalu berprilaku baik. Karena masa-masa itu akan selalu diingat oleh orang-orang yang akan ditinggalkannya. Apalah artinya jika prilaku tidak baik kita tonjolkan disaat itu, toh nantinya kita akan resign juga.

Prinsip untuk selalu menjaga "Nama yang Baik" adalah prinsip dasar yang harus kita jaga selamanya. Selama kita masih membutuhkan hubungan dengan banyak orang, selama kita masih membutuhkan tenaga mereka, dan selama kita masih sadar akan kekurangan diri kita tanpa orang-orang disekitar kita, disaat itulah kita harus selalu berprilaku baik.

03 Juni 2008

Momen Kebangkitan Nasional

Yang terbaik dari momen 100 tahun kebangkitan nasional adalah bangkit untuk diri sendiri saja dulu. Bangkit dari rasa malas, bangkit dari tidur, bangkit dari rasa putus asa, dan masih banyak lagi perbaikan yang bisa kita lakukan dengan kata "bangkit".

Bagaimana mungkin kita bisa bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ekonomi yang tertinggal, bangkit dari pemimpin yang tak amanah, bangkit dari kecemburuan sosial, dan masih banyak lagi perbaikan untuk menuju Indonesia bangkit. Semua ini tidak mungkin dapat dilakukan, jika dari masing-masing individu belum memiliki komitmen bangkit.

Untuk itu ... mari kita bangkitkan diri sendiri untuk menyongsong hari esok yang lebih baik.

"SELAMAT BERBANGKIT DIRI"