28 Agustus 2008

Tiada Hari Tanpa Caleg

Mungkin kalimat itu yang cocok buat menyikapi fenomena dan polemik di masyarakat kita sekarang ini. Dari mulai pak ustadz sampai artis berlomba untuk jadi Caleg.

Popularitas, alasan itulah yang paling banyak dimunculkan untuk menjadi Caleg. Saya sangat setuju ketika ada yang berpendapat bahwa banyak partai telah gagal melakukan re-generasi internal atas anggotanya. Jika partai-partai yang telah lama eksis telah berhasil melakukan re-generasi para anggotanya, tentunya tidak akan berebut untuk main comot siapa orang yang memang sudah memiliki popularitas di masyarakat.

Masalahnya adalah orang-orang yang telah memiliki popularitas itu berada dibidang apa. Coba bayangkan, jika seseorang popularits karena dia jago nge-banyol dan nge-lawak kemudian dia nantinya bisa duduk di DPR apalah jadinya? Kalau saja cuma satu orang, jika ada 3 orang, bisa-bisa nanti DPR punya Trio Badut yang bisa menghibur para anggota yang lain.

Dan lebih parah lagi bagaimana jika seseorang telah menjadi popularits publik karena gaya seronok, goyang erotis, dan pakaian seksinya. Jika orang model ini bisa duduk di DPR, sekalian saja gedung DPR yang megah dan terhormat itu jadi ajang penari erotis.

Apakah kondisi masyarakat Indonesia saat ini sudah sebodoh itu. Masyarakat hanya disuguhkan oleh orang-orang yang telah memiliki popularitas. Apakah masyarakat kita sekarang ini tidak dapat berpikir jauh ke depan bagaimana jadinya jika gedung yang megah itu hanya diisi oleh orang-orang yang popularitas tetapi tidak dapat berpikir bagaimana dan kemana arah bangsa ini akan dibawa. Sungguh ironis bukan?

Untuk itu melalui media ini, saya ingin menyampaikan pesan janganlah kita tertipu dengan popularits!!!

Wassallam,

08 Juli 2008

Persiapan Implementasi ERP

Anda bermaksud akan mengimplementasikan ERP dalam perusahaan anda. Tunggu dulu, sebelum disiapkan yang berikut ini :

1. Anggaran

Apakah anggaran telah tersedia, berapa yang anda miliki sekarang dan berapa untuk yang akan datang. Ingat, anggaran tidak hanya disediakan saat implementasi tetapi juga setelah itu. Tidak murah untuk biaya maintenance aplikasi ERP yang telah kita pakai.

2. Kesiapan Karyawan

Apakah perusahaan anda sudah siap dengan ERP. Bagaimana dengan orang-orang yang sudah sekian lama bekerja dengan cara manual atau dengan program sendiri yang selama ini telah ada. Apakah mereka mau berubah. Ingat, tidak mudah merubah kebiasaan orang.

3. Team Project Internal

Siapa yang anda tunjuk sebagai team project internal. Apakah anda sudah memilih orang-rang dengan tepat. Apakah mereka mau dan antusias untuk belajar dan mendapatkan sesuatu yang baru. Apakah anda sudah memikirkan matang-matang orang-orang yang anda tunjuk untuk memegang peran penting dalam satu modul atau beberapa modul ERP. Jangan pilih orang-orang yang sudah tidak termotifasi untuk belajar. Disinilah saatnya anda bisa melakukan rolling jobs. Jangan salah ambil orang sebagai team project internal.

4. Consultant

Sudahkah anda menunjuk team consultant dengan tepat. Ingat, team consultant tidak identik dengan nama perusahaannya yang besar. Karena pada saat mereka terjun dalam satu project masing-masing akan membawa pengalaman dan pengetahuannya sendiri-sendiri. Perusahaan besar tempat mereka bekerja tidak lebih hanya sebagai calo yang memfasilitasi pertemuan perusahaan anda dengan individu consultant. Saat project berjalan, benar-benar keberhasilan implementasi ada ditangan para consultant. Untuk itu jangan terjebak dengan nama perusahaan consultant yang besar.

5. Komitment Management

Ini yang sulit, saat management mau mengeluarkan anggaran dia juga harus memiliki komitment untuk sepenuhnya mendukung implementasi ERP. Push semua level yang ada untuk mendukung project ini. Project implementasi ERP tidak hanya ada ditangan team internal project dan team consultant tetapi untuk semuanya, termasuk management tingkat atas.

6. Tujuan Implementasi

Apa yang menjadi tujuan utama anda mengimplementasikan ERP. Buat tujuannya se-obyektif mungkin, jangan dibuat kabur, atau malah karena ikut-ikutan ERP. Ingat, sangat disayangkan jika implementasi ERP hanya dijadikan pengganti alat input untuk program lama atau yang selama ini dilakukan dengan cara manual.

16 Juni 2008

ERP, Perlukah?

"An ERP System is a Set of Integrated Business Applications, or Modules, Used to Carry Out the Most Common Business Functions, Including Inventory control, Accounting, MRP, Manufacturing, Marketing, Sales, Distribution, etc."

Jika dilihat dari definisi ERP di atas sudah barang tentu semua itu dibutuhkan dalam sebuah perusahaan. Masalahnya adalah sejauhmana perusahaan tersebut membutuhkan integrasi data? Jika operasional perusahaan masih memungkinkan untuk melakukan transaksi sendiri-sendiri dan jika perusahaan belum membutuhkan kecepatan informasi data dalam menunjang bisnisnya. Maka, boleh dikatakan bahwa perusahaan tersebut belum membutuhkan ERP sistem.

Masalahnya adalah banyak perusahaan yang baru mengetahui sistem ERP dari sisi luarnya, mereka belum melakukan evaluasi tentang sejauhmana kompleksitas proses bisnisnya, bagaimana persiapan man power untuk mendukung proses tersebut, dan apakah sudah siap dengan beban biaya yang akan dikeluarkan. Ingat, beban biaya bukan hanya saat project implementasi tetapi setelah go live & maintenance sistemnya pun tidak sedikit harus dikelaurkan.

Jadi, ERP memang sangat dibutuhkan untuk perusahaan yang sudah menuntut akan sistem tersebut dalam menunjang proses bisnisnya. Selain itu perusahaan sudah siap akan beban biaya yang harus dikeluarkannya. Sangat ironis memang jika perusahaan sudah mengimplementasikan ERP tetapi tidak jelas akan dibawa dan dimanfaatkan untuk apa ERP tersebut. Apalagi ERP yang telah diinvestasikannya dengan biaya tinggi hanya dijadikan sebagai alat input. Walah Ma!

12 Juni 2008

SAP, rumitkah?

Jika kita ditanya soal SAP dan kita belum pernah tahu apa itu SAP, pasti jika ada pertanyaan seperti judul di atas jawabannya "rumit". Mengapa? Yang jelas, karena SAP menyediakan banyak functional module belum lagi ada istilah Abaper dan Basis.

Functional module adalah bagian yang memaparkan business process, bagaimana blueprint perusahaan, dan alur transaksi yang digunakan untuk mendukung operasional perusahaan. Modulnya banyak sekali dan tidak menutup kemungkinan dalam satu perusahaan hanya mengimplementasikan beberapa module saja. Biasanya modul utama yang biasa dipakai adalah FICO, MM, PP, dan SD.

Abaper adalah istilah lain dari programmer, jadi orang-orang yang terlibat dalam Abaper minimal pernah menjadi programmer. Uniknya, dalam SAP programmer ada aturannya sendiri. Jadi, sehebat apapun seseorang telah menjadi programmer tetapi dia belum pernah belajar Abaper tidak akan bisa langsung siap pakai untuk meng-handle ABAP.

Basis merupakan persamaan dari engineer yang tugasnya mangatur DB, role user, backup dan lain-lain. Minimal jika kita terjun sebagai Basis harus mengerti maintenance server & database.

Jika sebelumnya kita telah mengetahui business process perusahaan tidak akan menemukan kesulitan untuk menjadi functional module. Mengapa? Karena SAP tidak jauh berbeda dengan aplikasi ERP pada umumnya. Walaupun saat ini SAP menguasai hampir 80% aplikasi ERP baik di dunia maupun Indonesia. Prinsif dasarnya adalah sama, bagaimana scenario business process yang ter-integrated dalam satu company atau mungkin banyak company.

Yang menarik dalam SAP adalah biaya training yang menurut saya sangat menggila. Bayangkan, untuk bisa belajar SAP satu modul saja kita harus merogoh kantong sampai $5000. Dan ini bisa lebih mahal jika kita ingin training Abap & Basis.

Dan yang lebih menarik lagi makin hari makin banyak saja perusahaan-perusahaan yang migrasi ke SAP. Walaupun invest-nya tidak sedikit, makin hari SAP semakin banyak dipakai baik oleh perusahaan-perusahaan besar maupun perusahaan kelas menengah.

Karena semakin banyak perusahaan yang pakai SAP maka akan semakin banyak permintaan tenaga-tenaga yang memiliki skill dibidang ini. Untuk itu tidak mengherankan walaupun biaya training-nya cukup tinggi, SAP tetap diminati untuk dipelajari.

SAP memang mengasyikan.

05 Juni 2008

Nama yang Baik

Jika ada sebuah ungkapan "Nama yang Baik", yang muncul dalam pikiran kita adalah memberikan sebuah nama harus baik. Ini biasanya dilakukan oleh hampir semua orang tua terhadap anaknya. Bahkan sebelum anaknya terlahir kedunia sudah mencari sebuah nama yang baik untuk diberikan kepada buah hatinya itu.

Kebiasaan di atas tidaklah jelek, karena memang nama akan selalu dibawa oleh yang empunya. Masalahnya adalah apakah cukup "Nama yang Baik" ini hanya diperuntukan saat-saat menunggu jabang bayi lahir kedunia?. Apakah cukup dengan nama yang baik akan membawa prilaku baik dikemudian hari?.

Jika hubungannya dengan prilaku, maka nama yang baik tidak hanya milik si jabang bayi saja tetapi nama yang baik harus selalu melekat dalam diri seseorang. Dengan membawa nama yang baik orang akan selalu ingat akan kebaikan kita, bahkan setelah meninggal pun kebaikannya sulit untuk dilupakan.

Saat melamar pekerjaan, saat test, dan saat interview biasanya semua orang akan berprilaku baik tetapi tidak sedikit saat dia resign dari perusahaan tempatnya bekerja melakukan prilaku yang tidak baik. Banyak masalah yang melatar belakangi kebiasaan ini, mulai dari hubungan yang tidak harmonis dengan atasannya atau karena rasa kecewa atas prestasi kerja yang tak pernah membaik.

Akan lebih baik jika dalam kondisi apa pun kita harus selalu menjaga "Nama yang Baik". Karena akan lebih baik bagi orang-orang yang akan resign dari tempatnya bekerja tetap menjaga hubungan dengan teman atau atasannya dengan baik. Akan lebih baik jika dia selalu berprilaku baik. Karena masa-masa itu akan selalu diingat oleh orang-orang yang akan ditinggalkannya. Apalah artinya jika prilaku tidak baik kita tonjolkan disaat itu, toh nantinya kita akan resign juga.

Prinsip untuk selalu menjaga "Nama yang Baik" adalah prinsip dasar yang harus kita jaga selamanya. Selama kita masih membutuhkan hubungan dengan banyak orang, selama kita masih membutuhkan tenaga mereka, dan selama kita masih sadar akan kekurangan diri kita tanpa orang-orang disekitar kita, disaat itulah kita harus selalu berprilaku baik.

03 Juni 2008

Momen Kebangkitan Nasional

Yang terbaik dari momen 100 tahun kebangkitan nasional adalah bangkit untuk diri sendiri saja dulu. Bangkit dari rasa malas, bangkit dari tidur, bangkit dari rasa putus asa, dan masih banyak lagi perbaikan yang bisa kita lakukan dengan kata "bangkit".

Bagaimana mungkin kita bisa bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ekonomi yang tertinggal, bangkit dari pemimpin yang tak amanah, bangkit dari kecemburuan sosial, dan masih banyak lagi perbaikan untuk menuju Indonesia bangkit. Semua ini tidak mungkin dapat dilakukan, jika dari masing-masing individu belum memiliki komitmen bangkit.

Untuk itu ... mari kita bangkitkan diri sendiri untuk menyongsong hari esok yang lebih baik.

"SELAMAT BERBANGKIT DIRI"

29 Mei 2008

Muslim Sejati Membawa Diri

Muslim sejati adalah muslim yang selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Muslim yang tidak pernah bosan untuk belajar dalam mengarungi hidup. Muslim yang senantiasa istiqomah dalam menghadapi berbagai cobaan dan rintangan hidup. Muslim yang selalu membina dan bergaul dengan orang-orang sholeh. Muslim yang tidak pernah menghentikan tali silaturahim kepada keluarga, saudara, kerabat, teman, dan handai taulan. Muslim yang tak pernah lupa dengan kata syukur atas apa yang telah diperolehnya.

Pada era krisis multidimensi saat ini, sangat diperlukan kekuatan jiwa untuk menatap hidup ke depan. Sangat arif jika seorang muslim bisa ber-introspeksi diri tentang apa yang telah dilakukannya. Lakukanlah untuk diri sendiri segala perbaikan dan peningkatan yang masih terbuka untuk dilakukan. Apa yang telah kita lakukan untuk menyongsong persaingan hidup di era globalisasi saat ini. Apakah kita masih terbuai dengan berbagai macam tuntutan hak kepada atasan atau perusahaan tempat dimana kita bekerja. Bukankah hal ini mencerminkan penyembunyian diri bahwa kita sudah tidak dapat berbuat sesuatu.

Mari kita rubah paradigma lama tersebut, bukan tuntutan dan hak yang harus kita gaungkan tetapi ubahlah pribadi kita menjadi yang lebih baik dari sekarang. Ubahlah sesuatu yang sebelumnya kita tidak tahu menjadi tahu. Ubahlah sesuatu yang sebelumnya kita tidak bisa menjadi bisa. Ubahlah cara kerja anda menjadi lebih kreatif. Ubahlah produktivitas kerja anda menjadi lebih baik. Ubahlah cara hidup anda menjadi lebih hemat. Ubahlah cara bergaul anda menjadi lebih luas. Ubahlah wawasan dan cara berfikir anda jauh kedepan.

Apabila semua perubahan telah kita lakukan, istiqomah tetap dalam pegangan, bersyukur menjadi acuan, Insya Alloh hak yang menjadi tuntutan anda akan datang dengan sendirinya. Insya Alloh.